Kita Tidak Adil Berarti Kita Telah Membohongi Diri Sendiri



Keadilan adalah hal yang sangat sensitif untuk di bicarakan di situasi saat ini.Pernahkah kita berpikir bahwa keadilan itu sebenarnya hadir dari diri kita masing-masing?. Disini  saya mencoba memamaparkan bahwa kita sudah banyak melenceng dari hati nurani. Coba kita tanya diri kita sendiri apakah masih di butuhkan keadilan/kejujuran dalam kehidupan ini ? Saya rasa masih perlu. Tetapi ini semua terganjal karena tidak adanya keadilan dan kejujuran pada diri sendiri. Perlu kita ingat memang keadilan dan kejujuran sangat berat resikonya untuk saat ini. Kita adil atau jujur mungkin itu tidak benar seperti yang terjadi sekarang ada istilah kalau kita jujur kita akan terbujur atau kita tidak adil dan jujur mungkin itu bisa benar karena apa? Orang yang tidak adil sekarang lebih mapan dan lebih sejahtera karena dia mampu untuk membohongi diri sendiri contohnya perlakuan menjilat adalah perilaku yang membohongi diri sendiri yang paling besar. Pada dirinya sendiri dia sudah berbohong apalagi kepada sesamanya dan paling parahnya lagi dia mungkin tidak akan ada kepercayaan bahwa Tuhan itu ada. Dan sering terjadi di masyarakat bahwa keadilan itu hanya milik orang yang memang telah mapan dalam ekonomi. Dan pada saat itu juga yang menerima keadilan tadi tidak pernah memikirkan lagi keadilan orang lain yang tertindas malah kita akan selalu berkata saya sibuk, saya repot dengan pekerjaan, jadi pekerjaan yang menyangkut dengan orang lain yang tidak menerima keadilan itu sangat menyita waktu dan merugikan. Tidak pernah kita berpikir bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah tempat sementara. Inilah salah satu polemik yang tren di masyarakat. Tetapi alangkah baiknya kita memulai wacana ini dari diri kita masing-masing. Mari kita mampu menanggung resiko keadilan/kejujuran tersebut. Dalam hal rumah tangga contohnya, kita mungkin tidak pernah adil/jujur. Karena apa? Kita selalu menyembunyikan keburukan kita dan tidak mau untuk mengutarakannnya. Padahal kita tidak menyadari, seandainya kita adil/jujur mungkin pasangan atau  rumah tangga  kita akan damai dan tenang. Begitu pula dengan keadilan/kejujuran yang saya maksud dalam wacana ini, kita tidak pernah mengakui bahwa kita sebenarnya menyayangi orang lain dan berusaha untuk mengaplikasikannya. Hanya yang menjadi pertanyaan dapatkah kita menanggung resiko itu?. Dalam wacana ini saya akan mencoba mengklarifikasi akibat dari keadilan/kejujuran dan kebaikanya.
Akibat :
1. Kita dianggap orang munafik
2. Kita dianggap hanya sebagai tempat pengaduan dikala orang lain mengalami kesusahan
3. Mungkin kita tidak diterima di masyarakat
Kebaikanya
1. Kita tidak pernah gelisah dengan apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi
2. Kita dapat melangkah di kehidupan ini tanpa ada beban
3. Kita tidak pernah takut dengan siapapun dalam artian positif

No comments

Komentar membangun

Powered by Blogger.